Home » » PERSIAPAN BUDIDAYA CACING TANAH (Bagian 3)

PERSIAPAN BUDIDAYA CACING TANAH (Bagian 3)

Pengadaan Dan Memilih Bibit Cacing Tanah
Pemilihan bibit cacing yang akan dibudidayakan harus disesuaikan dengan pelanggan atau konsumen yang kita tujukan. Untuk masalah bibit cacing tanah ini kita bisa memperolehnya dari pembudidaya cacing tanah yang sudah berhasil atau dari Asosiasi Kultur Vermi Indonesia (AKVI) dan Pusat Inkubator Bisnis Ikopin (PIBI). Dalam pemilihan bibit cacing tanah yang baik adalah cacing tanah pada kondisi stadium dewasa, yaitu berumur 1,5 – 2 bulan dan memiliki klitelium (gelang/cincin) sebagai tanda siap melakukan perkawinan (kopulasi). Bibit cacing tanah dewasa atau disebut cacing induk akan cepat berproduksi atau bertelur dan menghasilkan anak dalam waktu satu bulan atau lebih.
Setelah pemilihan bibit atau calon induk cacing tanah sudah didapatkan segera disebar dalam wadah pemeliharaan yang telah diisi media. Perbandingan jumlah cacing dengan volume media yaitu 4 kg : 1 kg. Ketebalan media dipertahankan setebal 15 cm – 25 cm, agar penanganannya relatif mudah. Tata cara penebaran bibit atau induk cacing tanah adalah sebagai berikut :
  1. Letakkan beberapa bibit cacing tanah pada media dalam wadah, amati perilakunya. Jika cacing tanah tersebut masuk ke dalam media, maka segera sebarkan bibit cacing tanah yang lain.
  2. Amati perilaku cacing tanah tersebut setiap 2 jam sekali selama 12 jam, jika tidak ada cacing yang keluar dari media atau kabur, maka media tersebut telah cocok sebagai tempat hidupnya.
  3. Perilaku cacing tanah yang berkeliaran di atas media atau kabur, menunjukkan ketidakcocokan antara cacing tanah dengan media tersebut. perbaikannya adalah dengan menyiramkan air secukupnya pada media tersebut, lalu diperas sampai air perasannya tampak bening. Media yang telah diperbaiki dapat kembali digunakan untuk budidaya. Media yang baru juga dapat digunakan untuk mengganti media yang tidak cocok tadi.


Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan pada produksi cacing tanah yang mencakup perawatan media, pemberian pakan, pengendalian hama, dan penggantian media (tempat hidup cacing tanah). Berikut ini adalah kegiatan-kegiatan yang merupakan rangkaian kegiatan pemeliharaan pada budidaya cacing tanah:

a. Perawatan media
Perawatan media penting dilakukan untuk menjaga kondisi media agar selalu cocok untuk cacing tanah tumbuh dan berkembang. Perawatan dilakukan dengan cara mengaduk media secara rutin pada waktu tertentu, khususnya pada saat media tampak kering atau terlalu basah. Pengadukan bertujuan untuk menjaga sirkulasi udara dalam media agar tetap terjaga. Media yang kering harus segera dibasahkan dengan cara disemprot, sedangkan media yang terlalu basah harus disegera ditambah media baru yang kering.

b. Pemberian pakan
Selama 24 jam, kebutuhan pakan cacing tanah sama dengan bobot tubuhnya. Pemberian pakan sangat penting untuk laju reproduksi dan ukuran tubuh cacing tanah. Pada perencanaan budidaya ini, pakan yang digunakan adalah 100% bahan organic seperti ampas tahu dan sayur-sayuran yang sudah membusuk. Metode pemberian pakan dapat dilakukan sebagai berikut :
  1. Pakan ditebarkan tipis pada permukaan media, kemudian diaduk sampai merata, dan tebarkan tipis merata kembali tanpa diaduk. Jumlah pakan pada hari pertama dan kedua yaitu sebanyak 2 kg untuk 1 kg cacing tanah.
  2. Hari ketiga dapat digunakan pakan tambahan yang kaya protein, seperti dedak.
  3. Hari-hari berikutnya dilakukan penggantian pakan setiap 3 hari sekali sampai hari ke 15. Pada hari ke 16, ulangi pemberian pakan seperti hari pertama. Metode pemberian pakan seperti ini harus dipertahankan dengan tujuan agar pergantian media dapat berjalan secara teratur selang 16 hari, agar aerasinya baik.


c. Pengendalian hama
Hama yang umumnya menyerang cacing tanah merupakan hama pemangsa dan pesaing dalam konsumsi pakan. Hama yang sering menyerang antara lain tikus, kaki seribu, orong-orong, katak darat, kelabang, kecoa, semut, itik, ayam, burung, ular, dan kadal. Cara untuk menanganinya yaitu dengan menangkap dan membunuh hama, atau dengan membuat dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan yang rapi dan melakukan kontrol secara kontinyu agar unit perkandangan tidak menjadi sarang hama.

d. Pergantian media
Media cacing tanah sudah harus diganti apabila semua media sudah menjadi tanah atau kascing, atau terdapat banyak telur atau kokon pada media. Pergantian media dapat dilakukan setiap 1 bulan sekali atau 2 bulan sekali. Mula-mula media diangkat dari wadah pemeliharaan, kemudian diganti dengan media yang baru. Sesudah pergantian media, wadah dapat segera disebari bibit cacing tanah kembali.

Pemanenan
Panen cacing tanah dewasa dapat dilakukan setelah berumur 3 – 4 bulan, baik sebagai produk cacing tanah bahan olahan industri pakan maupun calon induk (bibit). Panen cacing tanah berikutnya dapat dilakukan secara periodik 1 – 2 minggu sekali, tergantung permintaan atau pesanan pasar dan ketersediaan berbagai stadium cacing tanah.
Ciri-ciri cacing tanah yang sudah saatnya untuk dipanen adalah sebagai berikut :

a. Cacing telah berumur 2,5 – 3 bulan atau lebih, tergantung pada tujuan penggunaannya. Misalnya, untuk memproduksi biomas cacing dapat dipanen pada umur 2,5 – 3 bulan. Sedangkan untuk bakal bibit atau calon induk dapat dipanen setelah berumur 4 bulan.

b. Cacing telah memiliki klitelum atau gelang atau cincin yang terletak di antara anterior dan posterior. 

Panen cacing tanah dapat dilakukan 2 – 3 bulan setelah pembibitan berlangsung, baik dipanen untuk keperluan agroindustri maupun untuk calon induk. Panen cacing tanah berikutnya dapat dilakukan secara periodik setiap 1 – 2 minggu sekali. Sedangkan panen kascing dapat dilakukan setiap 1 – 2 hari sekali bersamaan dengan pemberian pakan. Usaha budidaya cacing tanah ini menghasilkan dua macam produk, yaitu cacing tanah itu sendiri dan kascing. Kedua macam produk tersebut harus dikemas dalam wadah tersendiri. Berikut cara panen cacing tanah sederhana, meliputi beberapa tahap berikut ini :

  1. Ambil wadah pemeliharaan cacing tanah dari kandang.
  2. Siapkan lembaran terpal dan ember plastik.
  3. Ambil kascing dari wadah pemeliharaan sedikit demi sedikit mulai dari permukaan atas menuju ke bagian bawah, lalu tampung dalam ember plastik.
  4. Aduk-aduk kascing atau media yang ada dalam wadah pemeliharaan, kemudian dibiarkan beberapa menit atau gunakan alat penerang (lampu) agar cacing tanah segera masuk ke dalam media (kascing) dan berkumpul di bawah.
  5. Ambil lagi kascing atau media dalam wadah pemeliharaan hingga tersisa sedikit bersama cacing tanah.
  6. Pisahkan kumpulan cacing tanah dari kascing yang tersisa, lalu tampung dalam wadah penampungan hasil panen masing-masing.

1 comments:

  1. Terimakasih atas informasinya, Silahkan Kunjungi website kami ^^
    http://fauziaherbal.com/obat-herbal-anafilaksis/

    ReplyDelete